Minggu, 11 Maret 2012

NAMA    : HUTAMA PUTRA
NIM    : A310110100
KELAS    : 2B   



Resume dari buku :
judul buku : LInguistik Umum
Pengarang : Drs. Abdul Chaer
Bab Linguistik Sebagai ILmu


1.    FONETIK
Fonetik adalah bidang linguistik umum yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Fonetik memiliki urutan proses yaitu dibedakan menjadi tiga fonetik, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik audiotoris.
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis yakni mempelajari mekanisme alat-alat bicara pada manusia dalam menghasilkan bunyi bahasa, fonetik akustik yaitu mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam, sedangkan fonetik audiotoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa oleh alat pendengaran manusia.
Dari ketiga fonetik tersebut yang paling berurusan dengan linguistik umum adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau dihasilkan oleh manusia. Sedangkan fonetik akustik berhubungan dengan ilmu fisika sedangkan audiotoris berkenaan dengan bidang kedokteran
2.    PROSES FONASI

Terjadinya proses bunyi bahasa pada umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa keluar terus keluar, pita suara itu harus terbuka . setelah melalui pita suara udara tersebut keluar melalui rongga mulut ataupun rongga hidung dan udara tersebut diteruskan ke udara bebas. Kalau udara yang dari paru-paru keluar tanpa mendapatkan hambatan apa-apa, maka kita tidak akan mendengar bunyi apa-apa
Hambatan terhadap udara atau arus udara yang keluar dari paru-paru itu dapat terjadi mulai dari tempat yang paling dalam. Yaitu pita suara, sampai pada tempat paling luar, yaitu bibir atas dan bawah.



3.     TULISAN FONETIK
Dalam studi linguistik dikenal adanya beberapa sistem tulisan dan ejaan, di antaranya tulisan fonetik untuk ejaan fonetik, tulisan fonemis untuk ejaan fonemis, dan sistem aksara tertentu (seperti aksara Latin, dan sebagainya) untuk ejaan ortografis.
Tulisan fonetik yang dibuat untuk keperluan studi fonetik, sesungguhnya dibuat berdasrkan huruf-huruf dari aksara Latin, yang ditambah dengan sejumlah tanda diakritik dan sejumlah modifikasi terhadap huruf Latin tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena abjad huruf Latin hanya berjumlah 26 huruf. Sedangkan bunyi bahasa itu banyak sekali, melebihi jumlah huruf yang ada itu. Misalya abjad mempunyai 5 buah huruf untuk melambangkan bunyi vokal, yaitu a, i, u, e, o, padahal bahasa indonesia saja mempunyai 6 buah fonem vokal
Dalam tulisan fonetik setiap huruf atau lambang hanya digunakan untuk melambangkan satu bunyi bahasa, atau, kalau dibalik, setiap bunyi bahasa, sekecil apa pun bedanya dengan bunyi yang lain, akan juga dilambangkan hanya dengan satu huruf atau lambang.

4.    KLASIFIKASI BUNYI
Pada umumnya bunyi bahasa pertama-tama dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit. Pita suara yang terbuka sedikit ini menjadi bergetar ketika dilalui arus udara yang dipompakan dari paru-paru. Selanjutnya arua udara itu keluar melalui rongga mulut tanpa mendapatkan hambatan apa-apa, kecuali bentuk rongga mulut yang berbentuk tertentu sesuai dengan jenis vokal yang dihasilkan.
Bunyi konsonan terjadi setelah arus udara melewati pita suara yang terbuka sedikt atau agak lebar, diteruskan ke rongga mulut atau rongga hidungdengan mendapatkan hambatan-hambatan di tempat artikulasi tertentu. Jadi, beda terjadinya bunyi vokal dan bunyi konsonan adalah arus udara dalam pembentukan bunyi vokal setelah melewati pita suara, tidak mendapat hambatan apa-apa: sedankan dalam pembentukan bunyi konsonan arus udara itu masih mendapat hambatan atau gangguan.